Solo,Infoaktualterkini.com-Minggu pagi 28 April, MT. Sosial Zaenabiyah - Solo, di Jl. Serayu 45 Semanggi Surakarta tampak hiruk pikuk manusia berdatangan, seakan tumpah ruah penuhi halaman, juga dijalan raya tempat lalu lalang kendaraan yang melintas depan lembaga Zaenabiyah.
Kerumunan ini datang dari warga sekitar lingkungan Zaenabiyah, sebagiannya lagi dari wilayah lain seputar Solo Raya. Lalu kegiatan apakah yang dilakukan Zaenabiyah hingga menarik antusias mereka sebegitu besarnya ?
MT. Sosial Zaenabiyah tengah ingin membahagiakan warga, bersuka cita berbelanja dalam kebersamaan di arena Bazaar yang diadakan diruangan gedung Zaenabiyah. Lembaga ini tengah membuka pasar, mengggelar ratusan potong pakaian layak pakai dengan harga ramah kantong.
Prepare sehari sebelum bazar
Tersedia berbagai macam kebutuhan berpakaian. Dari kain sarung sampai mukena. Dari pakaian keseharian sampai dengan pakaian pesta. baik untuk laki laki maupun perempuan. Anak anak, remaja, orang dewasa sampai dengan orang tua.
Di H-1, penulis menyaksikan pengurus lembaga Zaenabiyah sibuk persiapkan terselenggaranya acara bazaar. Mereka mengeluarkan nya dari kantong2 plastik ukuran besar, memilah milah, menyortirnya jika ada kerusakan, dan lalu memajangnya dengan berderet rapih. Ada juga yang ditaruh dalam keranjang2 plastik, sebagiannya di beberapa kopor besar dengan posisi terbuka..
Sesaat ruangan Zaenabiyah seolah berubah layaknya suasana sebuah toserba..
Ketika jarum jam belum juga menunjuk di angka sepuluh Minggu pagi itu, ruangan Bazaar sudah dipenuhi pengunjung. Mereka nampak bergegas menuju ke pakaian pilihan nya masing masing. Wajah wajah ceria diruangan Bazaar itu kesemuanya nampak sibuk tentukan pilihannya, beberapa terlihat telah menumpuk pakaian di tangannya dengan begitu cepatnya, sementara ada juga yang dengan tenang berjalan mengitari ruangan Bazaar terlebih dulu sambil mengamati pakaian yang hendak dibelinya.
Berduyun duyun datang untuk belanja murah
Untuk pemerataan pembelian, ada batasan berbelanja. Untuk satu orang maksimal belanja sebesar 100rb. Tapi jangan salah..., tiap helai pakaian yang masih dalam kondisi bagus dan sangat layak pakai itu hanya dibandrol dengan harga lima ribu rupiah (5000), sepuluh ribu rupiah (10.000), lima belas ribu rupiah (15.000), dan harga termahal ada di dua puluh ribu rupiah (20.000). Dengan satu lembar uang seratus ribuan, mereka akan sudah dapatkan beberapa potong baju yang diidamkannya sekaligus.
Bahkan, dua pengurus yang duduk di meja kasir akan lebih memberi harga lebih murah lagi dari harga yang sudah murah itu, sampai dengan meng gratiskan bagi pembeli dengan kondisi tertentu..
Mulai penuh berdatangan
Di kesempatan wawancarai salah seorang pengurus Zaenabiyah, ternyata ada kisah pilu sekaligus dahsyat dibalik kegiatan Bazaar ini. Giat Bazaar ini ternyata sudah berlangsung sejak lama, bahkan ketika lembaga Zaenabiyah itu sendiri belum terbentuk secara formal. Sebelum sampai pada menggelar giat Bazaar diruangan luas, bersih, dan berpendingin seperti saat ini, semula Bazaar diadakan dengan berpindah pindah tempat, Pernah diadakan di kantor Kalurahan Cemani (nama wilayah di Solo), lalu pernah juga dilakukan dirumah anggota Zaenabiyah secara bergantian.
Uniknya, Zaenabiyah pernah pula selenggarakan Bazaar di daerah Kopeng, berangkat dari salah seorang pemimpin lembaga sosial disana melihat status akun WhatsApp salah seorang pengurus Zaenabiyah. Kopeng dikenal sebagai salah satu tempat wisata berhawa sejuk di Jawa Tengah. Berdekatan dengan kota Salatiga.
Sebuah desa diwilayah Kopeng ini, dimana hampir seluruh masyarakat nya adalah pengikut dari pecinta Ahlubait, adalah seorang Pak Panidi, meminta MT. Sosial Zaenabiyah Solo adakan juga Bazaar di daerahnya dengan permintaan khusus, diperbanyak pakaian jenis Jacket juga Selimut untuk atasi udara dingin di wilayah tempat mereka bermukim. Tidak butuh waktu lama, Zaenabiyah bisa penuhkan permintaan itu. Alhamdulillah.
Mengangkut berpuluh kopor besar berisi pakaian sumbangan dari para donatur, termasuk juga yang telah dibelanjakan langsung oleh Zaenabiyah, lalu membawanya dengan kendaraan mobil dengan jarak tempuh mendekati 70km dari kota Solo, bukanlah sebuah pekerjaan ringan. Melainkan sebuah dedikasi kemanusiaan yang sangat layak diapresiasi.
Dibalik giat Bazaar ini, MT. Sosial Zaenabiyah ternyata telah pula tebarkan sebuah laku edukasi.
Majelis pecinta Ahlubait di Yogya yang kesemua anggotanya adalah perempuan, pernah libatkan Zaenabiyah untuk berikan saran, trik, juga teknik adakan Bazaar. Dan ketika mereka selenggarakan Bazaar, Zaenabiyah bahkan ikut terjun langsung membersamai kegiatan humanis itu.
MT. Nurultsaqolain Semarang, adalah sebuah lembaga yang juga pernah libatkan MT. Zaenabiyah Solo dalam mengedukasi kegiatan Bazaar ini. Dan ketika lembaga di Semarang ini selenggarakan kegiatan Bazaar, lagi lagi Zaenabiyah Solo bahkan mengirimkan tiga karung pakaian dari para donatur dengan cuma cuma..
Pondok Pesantren (Ponpes) di Bangil Jawa Timur tidak luput dari peran serta Zaenabiyah berikan edukasi untuk giat Bazaar nya. Subhanallah..
Pembayaran di kasir depan
Banyak donatur berikan kontribusi berupa pakaian untuk giat Bazaar Zaenabiyah, para donatur itu dari Palembang, Jakarta, Bandung, Yogya, Surabaya termasuk dari Solo sendiri tentunya. Sebuah toko pakaian di kota Pahlawan, bahkan tidak jarang menyumbangkan pakaian dalam posisi barunya.
Pertanyaan yang muncul apakah kemudahan dan kepercayaan ini dengan begitu saja diterima pengurus Zaenabiyah? Jawabannya adalah sangat tidak. Perjuangan dan pengorbanan para pengurus Zaenabiyah meraih semua kemudahan fasilitas kegiatan Bazaar ini tidaklah diraih secepat seperti membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan proses panjang dengan tidak mengenal lelah. Perjuangan mereka ibarat telah 'berdarah darah' pada awalnya, mengetuk hati donatur untuk berdonasi pernah dilakukannya secara door to door. Berpindah pindah tempat demi terselenggaranya giat Bazaar,
Ketika sampai pada pertanyaan, setelah berlelah lelah dengan perjuangan selenggarakan giat Bazaar, dikemanakan kah pemasukan uang dari para pembeli yang datang ke Bazaar ?
Untuk harga kita lihat juga kondisi seseorang,kita lbh murahkan bahkan gratis ,seperti bapak di foto ini
Uang itu akan kembali ke mereka juga (warga masyarakat yang membutuhkan red.), uang itu akan kembali dalam bentuk bagi sembako, biaya pengobatan bagi yang kurang mampu, modal kerja bagi yang membutuhkan, yang pada intinya Zaenabiyah ingin bisa berkontribusi, membersamai mereka, mengentaskan siapapun warga masyarakat yang membutuhkan dengan tidak pandang bulu, dari kesulitan hidup yang menghimpit sebab dari ketidak berdayaan mereka.
Sebuah kalimat yang makin mengharu biru rasa adalah ketika penulis menanyakan, apakah alasan terkuat dibalik penyelenggaraan Bazaar ini ?
"Sebagai PENGHORMATAN buat mereka..
Bahwa mereka bisa membeli,
Mereka tidak meminta.."
Sebuah kalimat cerminan laku rendah hati meski nyata telah lakukan banyak hal untuk kemaslahatan sesama..
(Athia).