Papua, Infoaktualterkini.com - Musyawarah rapat luar biasa (Musra) yang dilaksanakan oleh DPP Partai GERINDRA Provinsi Papua yang dilaksanakan di aula utama GOR diaspora pemprov Papua barat, terlaksana baik hingga selesai.
Dalam momen kegiatan musyawarah yang di laksanakan oleh panitia dibentuk dari DPP Partai pemprov Papua barat saat ditemui jurnal infonegriku.com, menurut ketua panitia (Musra) Musyawarah rapat luar biasa, Valen Baransano, membeberkan sejumlah poin diantaranya tanggapan bertujuan untuk menjaring sosok pemimpin yang diusulkan oleh rakyat Papua tentang kepala negara.
"itu kami dari panitia dan pengurus DPP Partai Gerindra provinsi Papua Barat akan kawal langsung sampai di pusat untuk antarkan aspirasi yang mana sudah hari ini sepakati bersama beberapa komponen paguyuban, masyarakat umum, mama Papua, pemuda KNPI Papua barat, beberapa organisasi ikatan kemasyarakan, serta perwakilan mahasiswa universitas Papua yang mana usulkan terkait pemimpin yang hari kita dorong harapan mahasiswa agar pembayaran biaya kuliah harus digratiskan. Tidak ada bayar-bayar SPP lagi guna menaikan populasi SDM Papua disebabkan kemiskinan nomor satu di negara Indonesia. Sebab otonomi khusus sudah melangkah sejauh 23 tahun belum ada harapan titik aman. dengan demikian maka usulan mahasiswa dengan beberapa poin hasil rapat luar biasa pada hari ini bersama Tuhan kita akan antarkan sampai di pusat dan kita akan bahas bersama beberapa yang sudah kami rilis atau rangkum dari hasil rapat dini hari," ujar Valen Baransano.
Lebih lagi disampaikan oleh ketua panitia pelaksanaan rapat, mendengar langsung dari rakyat untuk usulan calon presiden dari tanah Papua, ini siapa yang masyarakat Papua jagokan misalnya Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Paulus Waterpau diusulkan dari rakyat Papua barat untuk jadi calon wakil presiden tahun 2024 nanti.
"Lantas kami sudah dengar langsung beberapa tambahan usulan saran masyarakat umum seperti yang sudah disampaikan diatas pendidikan untuk apa harus gratis berdasarkan otonomi khusus dan hasil bumi sudah tersedia diantaranya, Friport, sawit Papua, gas bumi, minyak bumi. Dengan demikian mahasiswa Universitas Papua minta kepada siapapun calon presiden yang sudah diisukan agar bisa jawab aspirasi dengan tujuan beasiswa, harus gratis aspirasi ini kami akan dorong menurut ketua panitia pelaksana rapat musyawarah luar biasa saat ditemui," jelas Valen.
Lanjut lagi ditambahkan oleh pengarah pembawa materi, Drs.Bernad.S.Bonektar M.H, bahwa rapat berjalan lancar aman terkendali dalam Musra ke-XIV yang dilaksanakan pada hari ini di aulah GOR Sanggeng.
Ketika ditanyakan jurnal infonegeriku.com menurutnya menjelaskan bahwa agenda hari ini kami bersama panitia akan merumuskan dan menetapkan beberapa hasil rapat dan akan di antarkan kepada DPP pusat yang mana dengan peroleh hasil dari pada rapat luar biasa, diantaranya diusulkan sama seperti disampaikan ketua panitia bahwa hasil rapat disepakati bersama usulkan pemimpin dari tanah Papua, diantaranya calon presiden 2024 kami usulkan, Bapak Prabowo Subianto, Bapak Erlangga Hartarto dan Paulus Waterpau usulan rakyat Papua barat untuk putra terbaik Papua jadi Wakil presiden.
Lebih jau ditambakan lagi terkait untuk aspirasi rakyat Papua sesuai kesepakatan hari ini semoga bisa jadi kenyataan guna untuk presiden terpili bisa mengatasi masala HAM di Papua siapapun dia presiden terpilih menurut aspirasi rakyat dalam rapat luar biasa, Sabtu(25/02/2023)
Bahwa masalah pendidikan harus gratis juga kesehatan rakyat Papua harus gratis sudah sakit Masih dipungut biaya ini merupakan aspirasi masyarakat umum untuk orang Papua maka kita akan sama sama mencoba mengatasi beberapa problem yang terjadi di Papua dan aspirasi ini nanti diantarkan langsung oleh ketua panitia dan akan diserahkan kepada DPP Pusat.
tutur menurutnya ditambahkan, seperti seorang bapa menaruh harapan dan belas kasihan akan anak-anaknya. Demikianpun Tuhan menaruh belas kasihan akan takut kepada dia yaitu takut.
"Tuhan pemimpin yang hari ini kita usulkan dan sepakati itu harus jujur berani dan rasa tanggung jawab tinggi untuk menjawab kebutuhan rakyat Papua lebih khusus dan pada umumnya rakyat Indonesia dan takut akan Tuhan," demikian menurutnya. (Boas)